Pusat Studi obat bahan alam (PS - OBA) Departemen Farmasi, Universitas Indonesia, Agustus 2005 lalu mempublikasikan hasil penelitiannya tentang khasiat teh celup terhadap pengendalian gula darah pada penderita penyakit kencing manis (diabetes mellitus). Teh celup yang diramu khusus ini berupa campuran daun teh Camellia sinensis, mengkudu Morinda citrifolia, pare Momordica charantia dan Gymnema sylvester (sejenis tanaman merambat berkayu yang banyak tumbuh di hutan-hutan tropis, terutama di India bagian Selatan, lazim dimanfaatkan sebagai jamu pengontrol kadar gula darah). Penelitian dilakukan untuk membandingkan efektivitas teh celup tersebut dengan gilbenklamid, yaitu obat standar yang umum diresepkan dokter untuk mengendalikan diabetes.
Pemicu kencing manis adalah terganggunya kelenjar betapankreas, yang bertugas memproduksi hormon insulin. Akibatnya, produksi insulin menjadi terbatas. Karena jumlah insulin yang tersedia terbatas, tidak banyak gula dalam darah yang berasal dari makanan yang bisa diubah menjadi energi dan glikogen (simpanan gula darah). Akibatnya gula yang beredar dalam darah menjadi berlebihan, sehingga kadarnya melonjak.
Daun teh mengandung xantin dan polifenol, yang berperan mengatur kadar insulin dalam darah. Kandungan mangan-nya membantu pemecahan gula darah menjadi sumber energi siap pakai. Mengkudu membantu mereparasi kerusakan sel beta-pankreas, yang menjadi penyebab naiknya kadar gula darah. Kandungan proxeronin-nya membantu memperbaiki reseptor insulin. Pare mengandung kharantin dan polipeptida-P insulin, yang bekerja menyerupai insulin dan berkhasiat merangsang sel beta-pankreas dalam memproduksi insulin. Herba Gymnema sylvestre mengandung asam gimnemat, yang mampu merangsang sel beta-pankreas agar lebih aktif memproduksi insulin.
Dari hasil uji pre-klinis diketahui minum obat gilbenklamid menurunkan kadar gula darah 23,20 persen. Jika minum teh seduh tersebut, penurunan kadar gula darah bisa lebih efektif. Minum seduhan teh celup 1 kantong sehari, kdar gula dapat menyusut masing-masing 1 kantong menurunkan kadar gula darah paling baik, yakni 36,25 persen." Hal ini membuktikan bahwa obat herbal berupa teh, mengkudu, pare dan Gymnema sylvestre memiliki kemampuan sinergis lebih efektif dalam mengendalikann kadar gula darah dibandingkan dengan obat kimia glibenklamid dalam waktu lama," tandas Prof. DR. Sumali Wiryowidagdo, Apt., Ketua Pusat Studi Obat Bahan Alam, Departemen Farmasi UI.